Instagram

Pages

Awal Mula (part 1)

Founder, volunteer dan rekan dari http://green-books.org yang sukarela membawa sampah dari jalur pendakian Gunung Rinjani.
(Sumber foto: http://green-books.org)


Bermula dari kegelisahan terhadap melonjaknya jumlah pendaki yang berbondong-bondong menuju puncak gunung-gunung di negeri ini. Ada yang sudah mengerti tentang do and don't saat pendakian, ada pula yang masih acuh terhadap aturan-aturan tersebut. Nampaknya, lebih banyak kategori yang kedua. 

Ini bukan dugaan semata. Silakan tengok ke jalur pendakian Gunung Gede atau Pangrango, Semeru dan semakin ke timur, yaitu Rinjani. Siapa yang tidak teriris hatinya ketika melihat pemandangan menawan bersanding dengan sampah berserakkan. 

Puncaknya, media sosial sempat geger ketika ada sekelompok wisatawan asing yang memunguti sampah di sepanjang jalur pendakian Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Kelompok bule ini secara sukarela mengumpulkan barang-barang yang tak lagi terpakai yang ditinggalkan pendaki lainnya. Alhasil, berkarung-karung sampah berhasil mereka bawa menuju pos pendakian terakhir. 

Tamparan keras untuk pendaki tanah air. Wisatawan asing sudah menunjukkan kepeduliannya terhadap problematika sampah di gunung, bagaimana dengan warga negara Indonesia sendiri? 

Memang ada pendaki yang peduli terhadap isu ini, namun berapa banyak yang belum memahami pentingnya tidak membuang sampah di jalur pendakian? Pentingnya menjaga kelestarian alam ini untuk menjaga kelestarian ekosistem. 

Gerakan #BanggaBawaSampah ini pun lahir atas kegelisahan tersebut. Sebuah kampanye online yang bertujuan meningkatkan awareness pendaki untuk menjaga kelestarian alam dengan sosialisasi aksi di media sosial, yaitu aksi #BawaSampah turun ke bawah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar